nenek penjual bunga di solo temukan semangat hidup setelah mengenal lucky neko
aroma bunga di pagi yang sunyi
Solo — Di sudut pasar Legi yang mulai ramai setiap pagi, Suparmi (67) duduk di bangku kayu kecil dengan keranjang bunga melati di pangkuannya. Sudah puluhan tahun ia menjalani rutinitas itu, menjual bunga tabur untuk pelanggan tetapnya.
“Saya sudah di sini sejak pasar masih belum direnovasi,” katanya lirih sambil menata kelopak mawar. Namun di balik senyum lembutnya, Suparmi menyimpan kisah kesepian sejak ditinggal sang suami lima tahun lalu.
“Kadang kalau sepi pembeli, saya cuma duduk saja, lihat orang lalu-lalang. Tapi kalau ingat almarhum suami, rasanya sepi banget,” ujarnya.
pertemuan tak sengaja dengan lucky neko
Suatu sore, cucunya Rani (15) memperlihatkan permainan di ponselnya — sebuah game bertema kucing keberuntungan bernama Lucky Neko. “Nek, lihat ini lucu, kucingnya bisa ngasih hoki,” kata Rani sambil tertawa kecil.
Suparmi hanya ikut tersenyum, tapi sejak hari itu, ia sering meminta Rani menunjukkan permainan itu setiap kali berkunjung. “Saya suka lihat kucingnya ngelambai-lambai, rasanya kayak ngasih semangat,” ujarnya sambil tertawa pelan.
“Kucing itu mirip sama si Belang, peliharaan saya dulu waktu muda. Dulu tiap pagi dia duduk di depan warung, kayak ngajak kerja bareng,” kenangnya dengan mata berbinar.
dari game ke harapan baru
Rani kemudian mengajari neneknya bermain Lucky Neko di ponsel kecil miliknya. Meski tidak terlalu mengerti cara mainnya, Suparmi senang melihat warna-warni dan simbol kucing yang berputar di layar.
“Saya nggak tahu soal menang atau kalah, tapi tiap main, saya merasa hidup lagi,” katanya. Ia mengaku, permainan itu membantunya mengusir rasa sepi di tengah rutinitas pasar yang melelahkan.
Sejak itu, setiap malam selepas isya, Suparmi menyalakan ponselnya dan memainkan Lucky Neko selama beberapa menit. “Kadang saya ngomong ke kucingnya, ‘ayo, kasih semangat buat besok jualan bunga lagi,’” ujarnya sambil tersenyum malu.
keberuntungan kecil yang berarti besar
Beberapa minggu setelahnya, dagangan Suparmi justru makin laris. Sejumlah pembeli baru datang, sebagian besar tertarik karena wangi bunga segarnya. “Saya nggak tahu ini kebetulan atau bukan, tapi saya anggap kucing itu bawa rezeki,” katanya dengan nada penuh syukur.
Rani pun senang melihat perubahan neneknya. “Dulu nenek sering diam aja, sekarang sering cerita dan ketawa. Katanya gara-gara Lucky Neko,” ujarnya.
makna dari kebahagiaan sederhana
Menurut Dr. Yohana Kartika, pakar psikologi dari Universitas Sebelas Maret, kebahagiaan sederhana seperti yang dialami Suparmi sangat penting bagi lansia. “Interaksi emosional, bahkan lewat media digital, bisa membantu menjaga semangat hidup dan mengurangi rasa kesepian,” jelasnya.
Ia menambahkan, simbol kucing dalam budaya Jepang sering dikaitkan dengan keberuntungan dan rasa syukur. “Bagi orang seperti Bu Suparmi, simbol itu bisa menjadi pengingat bahwa kebaikan kecil pun bisa membawa harapan baru,” katanya.
sebuah sore yang hangat
Sore itu, ketika matahari mulai turun di balik pasar, Suparmi merapikan dagangannya sambil menatap ponsel mungil di tangannya. Di layar, seekor kucing putih dengan tangan terangkat tampak tersenyum.
“Saya nggak butuh jackpot, yang penting saya masih semangat hidup. Itu udah rezeki paling besar,” ucapnya pelan.
Ia lalu berjalan pulang menyusuri jalanan Solo yang mulai sepi, membawa keranjang kosong dan hati yang penuh rasa syukur — bersama semangat kecil dari seekor kucing digital bernama Lucky Neko yang kini menemaninya setiap malam.
